Monday, July 23, 2012

Kembali ke Jogja, Part 1

Jogja, bagi saya entah mengapa tidak pernah ada kata membosankan. Budaya dan sejarahnya selalu menarik untuk dikunjungi. Akhir bulan Maret yang lalu saya memutuskan kembali keJogja untuk kesekiaan kali. Saya pergi bersama dengan empat orang teman kantor. Seharusnya ada dua orang lagi yang berencana ikut tetapi terpaksa membatalkan diri karena urusan pekerjaan.

Perjalanan dimulai hari jumat malam sepulang dari kantor. Karena schedule kereta ke Jogja tidak ada yang malam hari, maka kami memutuskan untuk naik travel. Sekitar pukul 9 malam kami di jemput oleh travel. Setelah berkeliling menjemput beberapa penumpang lain, travel yang kami tumpangi segera meluncur ke Jogja. Setelah delapan jam di perjalanan yang cukup membuat nyali sedikit ciut karena sang sopir ternyata mengantuk akhirnya kami sampai di Jogja. Tempat pemberhentian kami adalah tempat kos saudara teman saya. Awalnya kami bermaksud menumpang mandi sebelum melanjutkan acara jalan-jalan kami. Tapi ternyata, air di tempat itutidak mengalir dan walhasil kami gagal menumpang mandi :D. Akhirnya kami memutuskan untuk sarapan di sekitar tempat itu. Kami menemukan tempat makan prasmanan yang enak dan lumayan murah. Setelah selesai makan kami menuju hostel dan ternyata saudara teman saya itu sedang berbaik hati meminjamkan mobilnya untuk kami bawa. Wow...menyenangkan bukan?!

Selama dua hari di Jogja, kami menginap di sebuah Hostel tidak jauh dari area Pasar Kembang. Hostel tersebut merupakan hostel baru, sehingga bangunannya masih bagus dan sangat bersih. Hostel tersebut menerapkan sistem dormitory yang artinya kamar tersebut sharing room dengan beberapa bed di dalam kamarnya. Jadi yang di sewa pengunjung adalah bed bukan room. Untuk menjamin keamanan, masing-masing lantai dilengkapi pintu yang berkunci elektrik dan ber-cctv di lorong-lorong nya . Kamar untuk laki-laki dan perempuan pun dibedakan lantainya, dan masing-masing lorongnya di cat dengan warna berbeda. Jadi tidak ada alasan, ada tamu laki-laki yang nyasar ke lantai perempuan :p. Sesampainya di hostel kami segera mandi dan beristirahat sejenak untuk melepas lelah.

Benteng Vredeburg & Taman Pintar
Setelah merasa sedikit segar kami pun memulai perjalanan kami. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah area Benteng Vredeburg dan Taman Pintar. Benteng Vredeburg adalah benteng peninggalan jaman Belanda yang masih berdiri dengan kokoh, terawat dan bersih. Benteng ini memeiliki menara pantau di keempat sudutnya dan dikelilingi oleh parit sehingga untuk masuk ke dalam benteng harus melewati jembatan. Di dalam benteng ini terdapat museum yang berisi diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia sejak sebelum proklamasi hingga jaman Orde Baru. Di sebelah kanan dan kiri terdapat tangga untuk naik ke atas benteng.


Di bagian belakan benteng ini terdapat pintu yang tembus ke Taman Pintar. Taman Pintar adalah tempat wisata pendidikan yang ditujukan untuk anak usia pra-sekolah sampai tingkat menengah. Waktu itu kami tidak masuk ke dalam gedung Taman Pintar tersebut, melainkan hanya berkeliling di halaman Taman Pintar itu. Banyak hal-hal menarik yang kami lihat, di salah satu sudut terdapat tempat dimana anak-anak kecil bisa belajar membatik dan membuat gerabah. Terlihat anak-anak kecil itu begitu asyik membatik dan belepotan lumpur membuat gerabah. Setelah puas berfoto dan melihat sekeliling kami segera melanjutkan ke tujuan selanjutnya.



Candi Prambanan
Dari Taman Pintar kami segera makan siang. Tujuan awal kami ingin mencoba ayam keprek. Tapi suasana warung yang penuh dan hujan pun turun dengan deras tak ayal membatalkan niat kami dan mencari tempat makan yang lainnya. Setelah bingung berkeliling akhirnya kami makan di rumah makan khas Aceh. Ngga Jogja banget ya hehehe.. Setelah makan kami segera menuju ke Candi Prambanan sembari berharap hujan berhenti ketika kami sampai disana. Dan untunglah cuaca berpihak kepada kami. Hujan berhenti dan cuaca menjadi cerah ketika kami baru sampai ditengah perjalanan. Sesampainya di Prambanan kami sholat dhuhur sebentar dan kemudian masuk ke area candi.
Candi Prambanan adalah candi Prambanan atau dikenal juga dengan candi Roro Jonggrang adalah candi Hindu. Ada legendan tentang candi ini. Pada jaman dahulu kala ada seorang lelaki bernama Bandung Bondowoso yang sangat mencintai Roro Jonggrang. Roro Jonggrang meminta dibuatkan 1000 candi sebagai syarat agar ia mau dinikahi oleh Bandung Bondowoso. Namun ternyata itu adalah cara Roro Jonggrang menolak. Ketika candi sudah hampir mencapai angka seribu Roro Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar supaya terlihat seperti suasana pagi sehingga gagallah Bandung Bondowoso. Merasa dicurangi, Bandung Bondowoso yang marah akhirnya mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi yang ke-seribu.
Candi Prambanan ini memiliki tiga candi utama yaitu Candi Wisnu, Brahma dan Siwa. Ketiga candi itu merupakan lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Selain ketiga candi tersebut masih terdapat ratusan candi-candi yang lainnya.Kompleks candi Prambanan ini sangat luas, sehingga dianjurkan untuk membawa air minum. Jangan seperti kami yang mengira di dalam ada penjual minum kami tidak membawa bekal minum dari luar. Walhasil kami harus berbagi satu botol air mineral ukuran tanggung hehehe. Didalam komplek candi ini kami juga dapat melihat sekawanan rusa di salah satu sudutnya. Cukup lelah namun menyenangkan berjalan-jalan di candi ini.



Candi Ratu Boko
Hari sudah cukup sore ketika kami selesai mengitari candi Prambanan. Kami bergegas menuju ke Candi Ratu Boko yang hanya berjarak dua puluh menit dengan mobil dari candi Prambanan. Candi ini merupakan candi favorit saya. Sangat eksotis menurut saya karena lokasi candi ini adalah di atas bukit. Dari tempat tertinggi kita bisa melihat candi Prambanan di kejauhan. Waktu yang tepat untuk mengunjungi candi ini adalah sore hari, karena sunset-nya sangat cantik. Namun sayang mendung membuat kami gagal menikmati sunset-nya. Pada saat kami berkunjung kesana suasana candi Ratu Boko sedang ramai karena sedang ada acara perkemahan siswa-siswi SMP. Sehingga kami sempat melihat perlombaan tradisional yang digelar seperti lomba balap karung dan lomba bakiak. Perlombaan yang sudah lama tidak pernah saya lihat. Setelah puas berkeliling kamipun beranjak meninggalkan area candi tersebut dan kembali ke kota Jogja.


Sebelum sampai di hostel tempat menginap, kami berhenti sejenak di warung kecil untuk makan malam. Makan malam khas mahasiswa Jogja yang murah meriah. Setelah kenyang kami pun melanjutkan perjalanan ke hostel untuk mandi dan beristirahat sejenak meluruskan kaki sebelum berjalan-jalan lagi menikmati suasana malam di Jogja. Sesampainya di hostel kami segera mandi dan berbaring. Dan akhirnya rasa lelah yang sangat membuat kami cepat terlelap hingga pagi dan melewatkan suasana malam di kota ini.

No comments:

Post a Comment