Pernah membayangkan berenang dengan jellyfish atau ubur-ubur? Ah ngga
mungkin..jellyfish khan menyengat!! Ah siapa bilang. Jellyfish di Pulau kakaban benar-benar
bisa disentuh loh. Wow..hanya itu yang bisa saya ucapkan, selebihnya speechless. Eh..tapi
inget ya..ngga semua jellyfish itu jinak. Di dunia ini cuman di dua tempat kita
bisa mainan sama mereka. Satu di Pulau Kakaban, Kalimantan Timur, dan satu lagi
di Republik Palau, Negara kepulauan di kawasan Oceania.
Ingin mencoba bermain-main dengan jellyfish, inilah yang membuat saya bertekad suatu hari
harus ke kepulauan Derawan. Pulau-pulau yang terkenal disini adalah pulau
Derawan, Sangalaki (yang merupakan pulau tempat konservasi Penyu Hijau),
Maratua, Kakaban (tempat dimana ada danau yang berisikan ribuan stingless
jellyfish) dan Nabucco. Konon katanya Kep Derawan ini adalah nama paket keluarga. Derawan berasal dari kata Perawan, Sangalaki dari kata sang lelaki atau suami, Maratua dari kata mertua dan Kakaban dari kata kakaknya sang perawan :D
Untuk bisa sampai di Kep. Derawan ini, saya butuh seharian
perjalanan yang lumayan membuat punggung seakan patah. Perjalanan dimulai dari
Surabaya menuju Tarakan dengan menggunakan pesawat selama 3 jam perjalanan dan
transit di Balikpapan. Sesampainya di Tarakan kami, 10 orang yang sebagian
besar baru saling kenal di Tarakan ini, makan siang terlebih dahulu. Setelah makan
siang kami melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan dan disinilah aroma-aroma
petualangan mulai terasa. Perjalanan dengan menggunakan speedboat melawan ombak
ditempuh selama 3 jam perjalanan. Mulai dari excited, senang, panik, pasrah, nyengir
terbentur speedboat, bengong dan kemudian tertidur. Lengkap khan?? Hehe.Tapi
semua itu terbayar lunas ketika kaki menginjak pulau Derawan.
Pulau Derawan
Pulau
ini adalah salah satu pulau yang berpenghuni. Di pulau
ini terdapat banyak penginapan. Mulai dari cottage di tepi pantai sampai
homestay. Penginapan kami berada di atas laut..aaah senangnya. Dan yang
lebih menyenangkan adalah dari dock di depan kamar, saya bisa melihat
penyu hijau dan lion fish. Girang bukan kepalang lah saya. Kegiatan di
Derawan dimulai dengan melihat sunset yang ternyata sangat indah. Kena
suasana romantisnya walaupun tanpa pasangan haha.
Malam
harinya,kami berjalan-jalan di perkampungan penduduk. Ditengah
perjalanan kami melihat ada rumah yang sedang mempersiapkan acara
pernikahan. Dihalaman rumah tersebut ada jajaran potongan pohon kelapa
yang diatasnya diletakkan papan. Dengan polosnya kami mengira itu
berfungsi sebagai kursi untuk para undangan dan keesokan harinya baru kami tahu ternyata itu berfungsi sebagai meja. Mungkin tuan rumah
melihat ketertarikan kami, kami pun diundang ke acara pernikahan
keesokan malamnya dan diijinkan datang dengan pakaian seadanya, secara kami juga tidak siap dengan pakaian yang layak untuk datang ke acara pernikahan. Yippie...
Perjalanan dilanjutkan menuju penginapan yang lainnya. Disana kami duduk-duduk sambil mendengarkan para tamu ber-karaoke ria. Kolaborasi suasana pinggir laut dan suara merdupun sukses membuat saya jadi mendadak galau. Halah..!! Tidak lama di tempat itu kami pun kembali ke penginapan dan beristirahat karena esok kami akan island hopping seharian.
Esok harinya kami bangun sekitar pukul 5 pagi dan langsung meluncur ke sisi timur pulau untuk menyaksikan sunrise. Rasa kantuk akibat baru hanya tertidur selama tiga jam langsung hilang ketika air pantai menyentuh kaki. Dan duduk di pasir pantai sembari menyaksikan matahari muncul perlahan dengan malu-malu itu merupakan kenikmatan yang luar biasa untuk saya. Satu jam kemudian kami berjalan kembali ke penginapan untuk sarapan dan bersiap-siap memulai petualangan seharian.
Pulau Maratua
Pulau ini sekitar 60 menit dengan speedboat dari Derawan. Pulau ini merupakan pulau yang berpenghuni meskipun tidak sebanyak di Derawan. Di pulau ini terdapat dive resort mewah yang dikelola oleh warga negara asing. Tidak heran jika harganya pun menjadi mahal, karena disesuaikan dengan pelayanan dan fasilitas yang ada. Di pulau ini juga terdapat pangkalan udara militer dan menurut kabar akan difungsikan juga untuk penerbangan komersial. Disini kami hanya punya waktu satu jam untuk berfoto dan mengagumi kejernihan lautnya. Ikan-ikan terlihat berenang bebas di air dibawah saya yang tentu saja membuat saya tidak sabar untuk segera menikmati pemandangan underwater-nya. Tapi sayang, kami tidak diijinkan berenang di kawasan resort tersebut. Kami segera meninggalkan pulau ini dan melanjutkan perjalanan ke pulau Kakaban. Langit terlihat gelap dan angin bertiup kencang. Dalam hati saya berdoa semoga tidak hujan. Jikapun hujan saya berharap tidak sampai terjadi badai yang akhirnya dapat menghambat perjalanan kami. Tapi ternyata diperjalanan hujan turun dengan derasnya dan cukup membuat kami basah. Untungnya hujan tidak disertai badai sehingga perjalanan kami masih cukup aman dan reda begitu kami mendekati Kakaban.
Pulau Kakaban
Pulau ini berjarak 30 menit speedboat dari Maratua. Pulau ini yang menjadi idola saya. Mengapa? Karena di pulau tanpa penghuni ini terdapat danau seluas sekitar 5 km persegi, berdinding karang terjal setinggi 50 meter. Danau ini terbentuk dari air laut yang terperangkap dan tidak lagi bisa keluar. Di danau ini terdapat berbagai macam biota laut dan salah satunya adalah STINGLESS JELLYFISH. Ya..ribuan ubur-ubur yang ada di dalam danau itu sudah kehilangan kemampuan menyengat karena tidak ada predator yang mengancam keselamatan mereka. Hujan rintik-rintik ketika kami sampai di pulau ini. Untuk mencapai danaunya kami harus berjalan di jembatan kayu yang licin karena hujan. Saya yang memang bermasalah dengan yang namanya keseimbangan pun sempat jatuh terpeleset hehehe. Begitu sampai di danau saya segera memasang snorkeling gear dan langsung menceburkan diri kedalam danau. Dan akhirnya saya bisa melihat dan menyentuh jellyfish...it was amazing. Saya merasa seperti berenang didalam kolam cendol karena ketika berenang saya bisa merasakan badan, tangan dan kaki saya bersentuhan dengan jellyfish-jellyfish itu . Saya langsung lupa dengan sekitar saya dan asyik mengejar jellyfish. Oh ya bagi yang tidak ingin kulitnya gosong, disarankan memakai baju panjang ketika berenang disini. Meskipun terlihat teduh, danau ini mampu membuat kulit gosong. Setelah lebih satu jam berenang, kami makan siang sebelum melanjutkan ke pulau Sangalaki.
Pulau Sangalaki
Di pulau yang menjadi tempat konservasi penyu hijau ini saya bermain-main sebentar dengan tukik atau anak penyu. Lucuuuu. Setelah puas melihat anak penyu, kami berjalan mengitari pulau dan berfoto di beberapa spot yang dianggap menarik...dan setelah itu kami lanjutkan dengan snorkeling. Pemandangan underwater-nya benar-benar luar biasa membuat saya tidak bisa berhenti mengejar ikan-ikan yang berenang di sela-sela terumbu karang untuk memotret mereka. Satu yang membuat sedikit kesal adalah, ketika saya menemukan nemo, baterei kamera saya habis. Blah. Acara snorkeling selesai ketika guide kami memberitahukan ketika kami harus segera melanjutkan perjalanan kembali ke pulau Derawan.
Keindahan alam dan keramahan penduduknya membuat liburan saya kali ini sangat berkesan.Pertama kali berenang bersama jellyfish, pertama kali datang kawinan dengan baju santai dan sendal jepit (bahkkan teman-teman saya pakai t-shirt dan celana pendek), pertama kali nyawer dan ikut joget, pertama kali ketemu nemo...itu sangat menyenangkan. Dan saya mau kembali lagi kesana...nanti setelah mimpi saya bisa mendatangi semua tempat yang indah di Indonesia ini tercapai. Amiin
Perjalanan dilanjutkan menuju penginapan yang lainnya. Disana kami duduk-duduk sambil mendengarkan para tamu ber-karaoke ria. Kolaborasi suasana pinggir laut dan suara merdupun sukses membuat saya jadi mendadak galau. Halah..!! Tidak lama di tempat itu kami pun kembali ke penginapan dan beristirahat karena esok kami akan island hopping seharian.
Esok harinya kami bangun sekitar pukul 5 pagi dan langsung meluncur ke sisi timur pulau untuk menyaksikan sunrise. Rasa kantuk akibat baru hanya tertidur selama tiga jam langsung hilang ketika air pantai menyentuh kaki. Dan duduk di pasir pantai sembari menyaksikan matahari muncul perlahan dengan malu-malu itu merupakan kenikmatan yang luar biasa untuk saya. Satu jam kemudian kami berjalan kembali ke penginapan untuk sarapan dan bersiap-siap memulai petualangan seharian.
Pulau Maratua
Pulau ini sekitar 60 menit dengan speedboat dari Derawan. Pulau ini merupakan pulau yang berpenghuni meskipun tidak sebanyak di Derawan. Di pulau ini terdapat dive resort mewah yang dikelola oleh warga negara asing. Tidak heran jika harganya pun menjadi mahal, karena disesuaikan dengan pelayanan dan fasilitas yang ada. Di pulau ini juga terdapat pangkalan udara militer dan menurut kabar akan difungsikan juga untuk penerbangan komersial. Disini kami hanya punya waktu satu jam untuk berfoto dan mengagumi kejernihan lautnya. Ikan-ikan terlihat berenang bebas di air dibawah saya yang tentu saja membuat saya tidak sabar untuk segera menikmati pemandangan underwater-nya. Tapi sayang, kami tidak diijinkan berenang di kawasan resort tersebut. Kami segera meninggalkan pulau ini dan melanjutkan perjalanan ke pulau Kakaban. Langit terlihat gelap dan angin bertiup kencang. Dalam hati saya berdoa semoga tidak hujan. Jikapun hujan saya berharap tidak sampai terjadi badai yang akhirnya dapat menghambat perjalanan kami. Tapi ternyata diperjalanan hujan turun dengan derasnya dan cukup membuat kami basah. Untungnya hujan tidak disertai badai sehingga perjalanan kami masih cukup aman dan reda begitu kami mendekati Kakaban.
Pulau Kakaban
Pulau ini berjarak 30 menit speedboat dari Maratua. Pulau ini yang menjadi idola saya. Mengapa? Karena di pulau tanpa penghuni ini terdapat danau seluas sekitar 5 km persegi, berdinding karang terjal setinggi 50 meter. Danau ini terbentuk dari air laut yang terperangkap dan tidak lagi bisa keluar. Di danau ini terdapat berbagai macam biota laut dan salah satunya adalah STINGLESS JELLYFISH. Ya..ribuan ubur-ubur yang ada di dalam danau itu sudah kehilangan kemampuan menyengat karena tidak ada predator yang mengancam keselamatan mereka. Hujan rintik-rintik ketika kami sampai di pulau ini. Untuk mencapai danaunya kami harus berjalan di jembatan kayu yang licin karena hujan. Saya yang memang bermasalah dengan yang namanya keseimbangan pun sempat jatuh terpeleset hehehe. Begitu sampai di danau saya segera memasang snorkeling gear dan langsung menceburkan diri kedalam danau. Dan akhirnya saya bisa melihat dan menyentuh jellyfish...it was amazing. Saya merasa seperti berenang didalam kolam cendol karena ketika berenang saya bisa merasakan badan, tangan dan kaki saya bersentuhan dengan jellyfish-jellyfish itu . Saya langsung lupa dengan sekitar saya dan asyik mengejar jellyfish. Oh ya bagi yang tidak ingin kulitnya gosong, disarankan memakai baju panjang ketika berenang disini. Meskipun terlihat teduh, danau ini mampu membuat kulit gosong. Setelah lebih satu jam berenang, kami makan siang sebelum melanjutkan ke pulau Sangalaki.
Pulau Sangalaki
Di pulau yang menjadi tempat konservasi penyu hijau ini saya bermain-main sebentar dengan tukik atau anak penyu. Lucuuuu. Setelah puas melihat anak penyu, kami berjalan mengitari pulau dan berfoto di beberapa spot yang dianggap menarik...dan setelah itu kami lanjutkan dengan snorkeling. Pemandangan underwater-nya benar-benar luar biasa membuat saya tidak bisa berhenti mengejar ikan-ikan yang berenang di sela-sela terumbu karang untuk memotret mereka. Satu yang membuat sedikit kesal adalah, ketika saya menemukan nemo, baterei kamera saya habis. Blah. Acara snorkeling selesai ketika guide kami memberitahukan ketika kami harus segera melanjutkan perjalanan kembali ke pulau Derawan.
Local Culture
Selain
menikmati keindahan alamnya, saya juga dapat kesempatan menyaksikan
langsung keunikan acara pernikahan penduduk Derawan. Sangat menyenangkan
melihat budaya yang berbeda dari yang pernah dilihat sebelumnya. Di
Derawan, acara inti pernikahan tidak akan dimulai sebelum seluruh
undangan berkumpul di lokasi. Jadi kalau undangan baru terkumpul jam 9 malam, di jam itulah acara inti baru bisa dimulai. Sebelum acara inti dimulai, biasanya para undangan yang sudah datang dihibur oleh penyanyi lokal. Setelah undangan terkumpul acara dimulai dengan tari-tarian oleh remaja perempuan. Dan penari-penari itu bisa disawer. Jangan membayangkan menyawernya seperti kita menyawer ronggeng dimana uang diselipkan di dada penarinya. Saweran kali ini dilakukan dengan menaruh uang di hiasan kepala yang mereka kenakan. Unik ya. Setelah menyawer saya pun ikut berjoget dengan mereka. Menyenangkan sekali untuk saya hihihi. Satu lagi yang membedakan dengan kebiasaan acara pernikahan yang pernah saya datangi. Di Derawan tidak ada kebiasaan berfoto dengan penganten padahal ada 'juru foto' yang disiapkan untuk meliput acara. Dan walhasil, hanya kamilah yang bisa berfoto bersama pengantin sambil ditonton oleh sebagian undangan yang masih ada di lokasi acara. Berasa artis deh jadinya :p.Keindahan alam dan keramahan penduduknya membuat liburan saya kali ini sangat berkesan.Pertama kali berenang bersama jellyfish, pertama kali datang kawinan dengan baju santai dan sendal jepit (bahkkan teman-teman saya pakai t-shirt dan celana pendek), pertama kali nyawer dan ikut joget, pertama kali ketemu nemo...itu sangat menyenangkan. Dan saya mau kembali lagi kesana...nanti setelah mimpi saya bisa mendatangi semua tempat yang indah di Indonesia ini tercapai. Amiin
No comments:
Post a Comment