Pulau Sempu adalah pulau kecil yang ada di daerah Malang Selatan. Pulau
tanpa penghuni ini telah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam oleh pemerintah.
Untuk dapat mencapai pulau ini, kita harus menyeberang dari pantai Sendang Biru
dengan menggunakan perahu yang banyak disewakan oleh penduduk setempat. Di
pulau yang tidak berpenghuni ini, tidak terdapat air bersih, jadi hal penting
yang tidah boleh dilupakan ketika akan mengunjungi tempat ini adalah membawa
makanan dan air minum.
Di dalam pulau ini terdapat sebuah telaga yang terkenal dengan nama
Segara Anakan. Telaga ini terdapat di tepi pulau dan berbatasan langsung dengan
samudera Hindia. Mendengar kata samudera Hindia , pasti yang muncul di benak
kita adalah ombaknya yang ganas. Jangan khawatir, telaga ini sangat tenang,
karena dilindungi oleh tembok karang yang menjulang tinggi. Air di telaga ini
berasal dari air laut yang masuk dari lubang di karang yang dikenal dengan nama
Karang Bolong. Dan Segara Anakan ini sukses mengingatkan saya pada film The
Beach yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio.
Untuk dapat mencapai Segara Anakan dibutuhkan perjuangan yang tidak
ringan. Itulah yang saya rasakan saat itu. Perjalanan menyusuri jalan setapak
menembus hutan terasa semakin berat karena pada saat itu sedang musim hujan.
Jalan setapak pun berubah menjadi jalan lumpur. Tak ayal, kaki pun harus direlakan
berkali-kali masuk dalam lumpur bahkan sampai setinggi lutut. Dan tidak hanya
itu jika tidak hati-hati, yang namanya terpeleset ikut mewarnai perjalanan
hehehe. Selain jalan berlumpur dan licin yang menghambat perjalanan, ada
pohon-pohon yang melintang dengan diameter sekitar 1 meter yang harus
dilompati. Mengingat medan yang lumayan berat, sebaiknya perjalanan dilakukan
pada saat musim panas. Sehingga tidak perlu bertemu lumpur dan jalan kaki cukup
ditempuh selama dua jam. Bandingkan dengan saya yang sampai membutuhkan waktu
empat jam lebih. Saya sempat memperhatikan, setiap orang yang berpapasan dengan
orang yang berlawanan arah selalu bertanya ‘masih jauh?’ dan jawabannya
biasanya ‘masih jauh’ hehe. Cukup menggambarkan rasa putus asa yang biasanya
mulai muncul ditegah perjalanan. Bahkan pada saat saya kesana saya bertemu
seorang lelaki dari Negara lain yang memutuskan berhenti di tengah perjalanan
dan menunggu temannya kembali dari Segara Anakan karena tidak kuat dengan
beratnya medan.
Saya masih ingat, betapa senangnya saya ketika mendengar bunyi ombak
yang menandakan bahwa kita sudah hampir sampai ditempat tujuan. Padahal belum.
Masih ada beberapa ratus meter lagi perjalanan yang harus ditempuh termasuk
jembatan bambu yang harus diseberangi dengan karang-karang tajam dibawahnya.
Saya pun memutuskan untuk merangkak diantara karang daripada menyeberangi bambu
tersebut. Semua itu bukan sesuatu yang mudah memang, tapi cukup membangkitkan
gairah petualangan saya :D.
Tetapi perjuangan berat tersebut terbayar lunas ketika kita sudah tiba di tepi Segara Anakan. Lelah, letih dan kaki yang dipenuhi lumpur mendadak terlupakan. Segera saya berlari menuju telaga dan berenang sembari membersihkan kaki dan baju dari lumpur yang menempel. Setelah puas berenang, sementara teman yang lain mendirikan tenda, saya menuju karang dan duduk menikmati pemandangan laut bebas. Saya tidak sendirian, ada serombongan bule yang sudah duduk manis di karang lebih tinggi. Dan spot nya bikin saya ngiri hehehe. Sangat menyenangkan menikmati pemandangan laut bebas tapi sebaiknya berhati-hati terutama jika membawa kamera yang tidak waterproof. Karena kadang hempasan ombak yang lumayan besar sampai juga keatas karang. Dan hati-hati juga dengan karang-karangnya. Jangan sampai terjatuh, karena karang tajamnya sanggup merobek kulit. Konon jika kita beruntung kita bisa melihat lumba-lumba berenang. Sayang saya tidak bertemu lumba-lumba disana.
Tetapi perjuangan berat tersebut terbayar lunas ketika kita sudah tiba di tepi Segara Anakan. Lelah, letih dan kaki yang dipenuhi lumpur mendadak terlupakan. Segera saya berlari menuju telaga dan berenang sembari membersihkan kaki dan baju dari lumpur yang menempel. Setelah puas berenang, sementara teman yang lain mendirikan tenda, saya menuju karang dan duduk menikmati pemandangan laut bebas. Saya tidak sendirian, ada serombongan bule yang sudah duduk manis di karang lebih tinggi. Dan spot nya bikin saya ngiri hehehe. Sangat menyenangkan menikmati pemandangan laut bebas tapi sebaiknya berhati-hati terutama jika membawa kamera yang tidak waterproof. Karena kadang hempasan ombak yang lumayan besar sampai juga keatas karang. Dan hati-hati juga dengan karang-karangnya. Jangan sampai terjatuh, karena karang tajamnya sanggup merobek kulit. Konon jika kita beruntung kita bisa melihat lumba-lumba berenang. Sayang saya tidak bertemu lumba-lumba disana.
Perjalanan ke Pulau Sempu memang sangat melelahkan. Tapi saya berani
jamin, rasa lelah akan tergantikan oleh rasa sangat puas ketika sudah melihat ketenangan dibalik keindahannya. Disarankan untuk yang
berkunjung ke Pulau Sempu untuk tidak membuang sampah. Sebaiknya membawa
kantong plastik untuk mengumpulkan sampah kita dan membuang nya nanti setelah
kita keluar dari area Pulau sempu agar kebersihannya tetap terjaga dan dapat
kita nikmati keindahannya bertahun-tahun kemudian.
No comments:
Post a Comment