Sunday, August 5, 2012

Ternate, si Cantik dari Timur

Saya jatuh cinta dengan alam Indonesia bagian timur. Sangat jatuh cinta dan muncul keinginan untuk explore lebih jauh lagi sejak perjalanan saya ke Maluku Utara tepatnya Ternate, Halmahera dan Morotai. Biaya transportasi yang tidak sedikit terbayar oleh indahnya pemandangan yang dapat ditangkap oleh mata saya. Saya membutuhkan waktu sekita satu minggu untuk berjalan-jalan didaerah ini. Waktu yang sangat sedikit jika saya mengikuti keinginan saya untuk melihat dengan detil setiap sudut daerahnya.

Perjalanan saya ke Ternate dimulai dari Surabaya pada pukul 21.20. Tepat pukul 12.00 pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan mulus di bandara Hasanuddin, bandara dengan bangunan yang tampak bagus dan modern dibandingkan bandara lain di Indonesia. Bandara ini sangat besar dan nyaman. Karena masih punya waktu empat jam sebelum schedule pesawat ke Ternate, saya mencari tempat untuk merebahkan badan. Dan untunglah saya menemukan sudut yang agak sepi dimana sudah ada beberapa orang yang istirahat disitu. Akhirnya setelah menunggu sekitar 4 jam. Pada pukul 04.20 pesawat yang saya tumpangi take off menuju Ternate. Setelah di pesawat saya kembali melanjutkan tidur. Ketika terbangun, terlihat langit sudah mulai memerah, pertanda pagi sudah menyapa. Di depan saya sudah tersedia sarapan berupa omelet. Cukup untuk sedikit menenangkan perut yang mulai terasa lapar. Setelah makan iseng saya melongok ke jendela dan terlihat jajaran pulau-pulau yang terlihat cantik dari atas. Tepat pukul 07.20 pesawat yang saya tumpangi mendarat di bandara Sultan Babullah, Ternate.


Danau Tolire
Setelah bertemu dengan adik saya yang menjemput di bandara, kami naik motor untuk berkeliling Ternate sebentar sebelum melanjutkan ke Tobelo, Halmahera Utara. Kami naik motor melewati Masjid Raya yang terletak pinggir pantai yang cantik. Sayang saya tidak sempat berhenti karena kami harus bergegas ke danau Tolire, danau yang terletak sekitar 10 KM dari pusat kota Ternate. Jalan menanjak dan berkelok tampak cantik dengan banyak pohon pala dan kelapa disepanjang kiri dan kanan jalan menuju ke lokasi danau tersebut.

Danau Tolire berada di bawah kaki Gunung Gamalama, gunung berapi yang masih aktif di Ternate. Danau ini cukup unik. Jika kita melempar sebuah batu ke danau ini, sekuat apapun lemparan kita, batu itu tidak akan pernah bisa menyentuh air danau. Padahal kita berdiri tepat diatas tepi danau. Saya yang baru pertama kali berkunjung tentu saja tidak percaya dan membeli batu dari anak-anak kecil yang dengan harga seribu rupiah untuk lima buah batu. Dan saya baru percaya dengan mitos tersebut setelah kelima batu yang saya lempar tidak berhasil menyentuh air. Dan menurut ibu-ibu yang saya temui disana, sampai sekarang belum ada orang yang lemparannya berhasil menyentuh air danau tersebut. Setelah puas kami segera beranjak meninggalkan danau tersebut dan menuju ke benteng Tolukko.



Benteng Tolukko
Seperti yang kita ketahui, Ternate sangat terkenal dengan kekayaan rempah-rempah yang mengundang para penjajah untuk menguasai daerah ini. Salah satunya adalah bangsa Portugis. Mereka menguasai Ternate demi misi perdagangan rempah-rempah. Dan kekayaan repah-rempah ini masih bisa saya saksikan sampai sekarang. Di sepanjang perjalanan saya dapat melihat jajaran pohon-pohon pala. Senangnya saya dapat melihat pohonnya secara langsung, mengingat selama ini saya hanya bisa melihat buahnya yang dijadikan manisan atau sebagai bumbu masak.

Bukti bahwa sejak dulu Ternate sudah menjadi wilayah yang diperebutkan juga dapat dilihat dari banyaknya peninggalan berupa benteng yang masih dapat kita lihat sampai sekarang. Salah satunya adalah Benteng Tolukko. Benteng peninggalan Portugis yang ini dibangun pada tahun 1540 untuk mengamankan perdagangan mereka dan juga untuk mengintai musuh.

Keunikan dari benteng ini adalah adanya terowongan bawah tanah yang berhubungan langsung dengan laut. Namun karena alasan tertentu, terowongan ini sekarang di tutup. Kondisi benteng ini masih cukup baik. Pemandangan dari atas benteng ini cukup bagus. Dari atas benteng ini kita dapat melihat perahu-perahu berlayar dilautan. Sayang saya sampai di benteng ini ketika sudah mulai siang sehingga saya tidak berlama-lama dan segera meneruskan perjalanan ke Halmahera.



Selain dua tempat yang saya kunjungi tadi sebenarnya masih banyak tempat lain yang tidak kalah menarik. Ada pantai Sulamadaha, pantai dengan pasir berwarna hitam yang cantik, Kesultanan Ternate, dan benteng-benteng lain yang banyak terdapat di pulau ini. Tapi sayang kai tidak punya banyak waktu di pulau ini. Kami harus segera menuju ke pelabuhan penyeberangan speedboat Kotabaru untuk menyeberang ke Sofifi, Halmahera Barat. Dan meninggalkan Ternate dengan janji dalam hati, kelak akan kembali dan mengeksplore kecantikan alamnya lebih dalam.

No comments:

Post a Comment